MONEYBLINK.COM – Apakah Anda seorang investor di pasar modal Indonesia? Jika iya, Anda pasti sudah mengenal produk investasi yang bernama reksadana. Dalam memilih reksadana, selain memperhatikan kinerja dan risiko investasi, ada satu faktor lain yang tidak boleh diabaikan: Expense Ratio Reksadana.
Apa Itu Expense Ratio Reksadana?
Expense Ratio Reksadana (ERR) adalah biaya yang dikenakan oleh manajer investasi pada investor yang membeli reksadana. Biaya ini dinyatakan dalam persentase dari total nilai investasi, dan digunakan untuk membiayai operasional manajer investasi dalam mengelola reksadana.
Mengapa Expense Ratio Reksadana Penting?
Mengapa Anda perlu memperhatikan Expense Ratio atau ERR dalam memilih reksadana? Karena biaya ini berdampak langsung pada return (imbal hasil) investasi Anda. Semakin besar ERR, semakin besar pula potongan biaya yang harus Anda bayar, sehingga return investasi Anda akan semakin berkurang.
Oleh karena itu, memilih reksadana dengan ERR yang rendah sangat penting untuk meningkatkan return investasi jangka panjang Anda.
Cara Menghitung Expense Ratio Reksadana
ERR dihitung dengan membagi total biaya operasional manajer investasi dengan total nilai investasi reksadana. Misalnya, jika total biaya operasional manajer investasi adalah Rp 50 juta, dan total nilai investasi reksadana adalah Rp 1 miliar, maka ERR adalah 5% (50 juta / 1 miliar x 100%).
Bagaimana Cara Membandingkan Expense Ratio Reksadana?
Cara termudah untuk membandingkan ERR antar reksadana adalah dengan membandingkan persentase ERR masing-masing reksadana. Pilihlah reksadana dengan ERR yang paling rendah di kelasnya.
Bagaimana Cara Memilih Reksadana dengan Expense Ratio Rendah?
Untuk memilih reksadana dengan ERR rendah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Jenis reksadana: Jenis reksadana memiliki biaya operasional yang berbeda-beda. Misalnya, biaya operasional reksadana saham akan lebih tinggi daripada reksadana pasar uang. Oleh karena itu, pilihlah jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan investasi Anda.
- AUM (Assets Under Management): Semakin besar AUM sebuah reksadana, semakin rendah biaya operasional yang dikenakan. Karena itu, pilihlah reksadana dengan AUM yang besar.
- Manajer investasi: Pilihlah reksadana yang dikelola oleh manajer investasi yang terpercaya dan memiliki kinerja yang baik. Meskipun biaya operasional bisa lebih tinggi, namun kinerja yang baik bisa mengimbangi biaya tersebut.
Apa Saja Biaya yang Termasuk dalam Expense Ratio Reksadana?
ERR terdiri dari beberapa jenis biaya, antara lain:
1. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh manajer investasi untuk mengelola reksadana, seperti biaya administrasi, audit, serta biaya pegawai.
2. Biaya Penjualan (Sales Load)
Biaya penjualan atau sales load adalah biaya yang dikenakan pada investor saat membeli atau menjual reksadana. Biaya ini bisa berupa beban penjualan (front-end load) atau beban pengalihan (back-end load).
3. Biaya Jasa Penyimpanan Dana (Custodian Fee)
Biaya jasa penyimpanan dana atau custodian fee adalah biaya yang dikenakan oleh bank kustodian yang menyimpan aset investasi reksadana.
Kesimpulan
Expense Ratio Reksadana adalah biaya yang perlu diperhatikan dalam memilih reksadana sebagai produk investasi. Memilih reksadana dengan ERR rendah dapat membantu meningkatkan return investasi jangka panjang Anda.
Pilihlah jenis reksadana yang sesuai dengan tujuan investasi, serta pilih manajer investasi yang terpercaya dan memiliki kinerja yang baik. Selain itu, perlu diketahui bahwa ERR tidak bisa nol, karena setiap reksadana memiliki biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh manajer investasi.
Jadi, jangan lupa untuk memeriksa ERR saat memilih reksadana sebagai produk investasi. Dengan memahami ERR, Anda bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan mengoptimalkan return investasi Anda.